Senin, 07 Desember 2009

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

Secara khusus istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan dalam pengertian lain, “model” juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti “globe” adalah model dari bumi tempat kita hidup. Dalam uraian selanjutnya, istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian yang pertama sebagai kerangka konseptual. Yang dimaksud dengan “Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Joyce & Well, 1986).

Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing pembelajaran di kelas. Dengan demikian aktivitas belajar mengajar benar benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.

Dalam rangka pemanfaatan model yang telah ada, Bruce Joyce dan Marsha Weil (1986) telah menyajikan berbagai model belajar mengajar yang telah dikembangkan dan dites keberlakuannya oleh para pakar kependidikan. Walaupun judul buku yang memuat tentang model-¬model tersebut adalah “Models of Teaching” akan tetapi isinya secara mendasar bukan semata mata menyangkut kegiatan guru mengajar, akan tetapi justru lebih menitikberatkan pada aktivitas belajar murid. Sebagaimana ditegaskan oleh Joyce dan Weil (1986), hakikat mengajar atau “teaching” adalah “Membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, cara untuk mengekspresikan dirinya, dan cara cara belajar bagaimana belajar”. Dalam kenyataan sesungguhnya, hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses belajar mengajar ialah “... the students increased capabilities to learn more easily and effectively in the future”. Kemampuan siswa yang tinggi untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif di masa yang akan datang (Joyce dan Weil,1986:1). Karena itu, proses belajar mengajar tidak hanya memiliki makna deskriptif dan kekinian, akan tetapi juga bermakna prospektif dan berorientasi masa depan.

Dasar Pengelompokan Model Pembelajaran

Agar model-model pembelajaran dapat dipahami secara cermat, sehingga dapat diaplikasikan secara tepat, maka perlu ada pengklasifikasian model pembelajaran secara umum. Upaya pengklasifikasian ini harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a. Pengaturan guru dan siswa
Yang perlu diperhatikan dalam penerapan model, apakah guru yang menyampaikan adalah guru kelas atau guru bidang studi, guru tim atau atau perorangan. Apakah hubungan guru siswa terjadi secara tatap muka atau dengan perantaraan media. Apakah system belajarnya secara klassikal, kelompok atau perorangan akan menentukan jenis model pembelajaran yang akan digunakan.

b. Struktur peristiwa belajar mengajar
Struktur peristiwa belajar mengajar dapat terjadi secara tertutup dan terbuka. Peristiwa belajar mengajar yang tertutup desain telah ditentukan dan digariskan secara baku dan guru tidak menyimpang dari rencana, sedangkan struktur peristiwa belajar mengajar yang bersifat secara terbuka, maka tujuan instruksional, materi serta prosedur yang ditempuh untuk mencapainya ditentukan, sementara kegiatan belajar mengajar berlangsung.

c. Peranan guru-siswa dalam mengolah “pesan”
Pesan yang akan disampaikan guru dapat diolah tuntas oleh guru sebelum disampaikan kepada siswanya atau akan dicari bersama-sama dengan sisa penyelesaiannya. Pesan yang telah diolah tuntas oleh guru bersifat ekspositorik, biasanya digunakan metode ceramah, sedangkan pesan yang dikompromikan dengan siswa disebut heuristic atau hipotetik. Pesan yang disampaikan secara heuristic atau hipotetik biasanya bersifat mencari dan menemukan sendiri atau melalui metode discovery dan inquiry.

d. Proses Pengolahan Pesan
Proses pengolahan pesan ini dapat bertolak dari contoh-contoh yang akan sampai kepada kesimpulan atau dapat pula bertolak dari gambaran umum yang kemudian sampai kepada contoh-contoh. Pengolahan pesan dari contoh-contoh yang bersifat konkrit kepada penemuan prinsip/kesimpulan atau bergerak dari cara berfikir khu-sus ke umum dinamakan strategi belajar mengajar yang bersifat induktif, sedangkan untuk kebalikannya yaitu cara berfikir dari umum ke khusus dinamakan cara berfikir deduktif.

e. Tujuan-tujuan belajar
Tujuan belajar yang akan dicapai apakah bersifat intelektual, strategi kognitif, informasi berbal, ketrampilan motorik, sikap dan nilai atau gabungan dari kesemuanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar